Minggu, Mei 30, 2010

Millatfacebook.com Situs Facebook Rasa Pakistan








Kelompok Islam Pakistan meluncurkan situ jejaring sosial baru untuk bersaing dengan situs jejaring sosial terkemuka "Facebook", ditengah harapan mereka situs yang mereka buat akan menarik partisipasi sekitar 1,6 milyar umat Islam dunia, setelah pengguna Facebook yang asli membuat heboh dengan meluncurkan grup hari menggambar nabi Muhammad.

Situs saingan Facebook yang bernama MillatFacebook.com merupakan salah satu situs jejaring sosial Muslim yang pernah ada. Sebelumnya Facebook salah satu situs jaringan sosial terbesar telah diblokir oleh Otoritas telekomunikasi Pakistan pada hari Rabu lalu karena mempublikasikan halaman grup "hari menggambar nabi Muhammad".

Akses terhadap situs itu telah diblokir (walau sekarang telah dibuka kembali) karena Semua warga Pakistan marah atas tindakan Facebook tersebut yang "menghujat" Nabi Muhammad (SAW). Umat Islam di seluruh dunia sempat memboikot situs itu khususnya di Pakistan.

MillatFacebook.com adalah pertama kalinya situs jejaring sosial Pakistan yang diciptakan oleh sekelompok anak muda profesional dibidang IT di kota Lahore.

Tujuan dasar dari menciptakan dan meluncurkan website millatfacebook.com agar umat Islam dapat berinteraksi bersama lewat situs jejaring sosial yang buatan umat Islam sendiri.

MillatFacebook dibuat sebagai reaksi dari tindakan penghujatan yang dilakukan oleh situs jejaring sosial Facebook.

Usman Zaheer, yang merupakan pemilik situs MillatFacebook.com Pakistan mengatakan bahwa situs jejaring sosial buatan mereka adalah pesaing dari Facebook dan timnya berusaha menempatkan yang terbaik untuk membuat MillatFacebook menjadi salah satu situs sosial yang besar dan sukses di dunia. Menurut dia sekitar 4.300 orang telah bergabung dengan situs buatan mereka.

Situs jejaring sosial MillatFacebook.com, tidak berbeda jauh dengan situs Facebook yang asli bahkan tampilan halaman mukanya pun dibuat agak serupa dengan Facebook yang asli. Good job bro..mabruk(fq/imo)

Sumber : eramuslim.com

Kamis, Mei 27, 2010

Evolusionis Inggris Ketakutan Teorinya Dikritisi

Buku pengajaran kritis dan berimbang teori evolusi beredar luas di Inggris. Evolusionis berupaya menyensor.

Mengkaji masalah-masalah yang diperselisihkan merupakan sebuah cara yang terbukti membangkitkan ketertarikan siswa dan mendorong keterlibatan mereka dalam belajar." Demikian ulas organisasi Truth in Science yang baru-baru ini menyebarluaskan buku Explore Evolution: The Arguments for and against Neo-Darwinism, yang mengajarkan secara berimbang dan kritis teori evolusi itu (baca: Buku Pengajaran Berimbang Teori Evolusi Beredar di Inggris). Buku ini
dapat diperoleh secara gratis selama persediaan masih ada dengan mengajukan surat permohonan dalam bahasa Inggris ke lembaga tersebut melalui email: info@truthinscience.org.uk .
Ada yang tidak suka

Perdebatan dan perbedaan pendapat yang berseberangan mengenai suatu teori ilmiah adalah hal biasa di dunia ilmiah. Namun anehnya, perdebatan dan silang pendapat di kalangan ilmuwan mengenai teori evolusi, yang dikemukakan sebagai teori ilmiah, justru ingin ditutup rapat oleh sebagian kalangan. Mereka ini sangat tidak suka dengan beredarluasnya buku Explore Evolution tersebut dan menghendaki agar para pelajar mengkaji teori evolusi dari satu arah, yakni dari pihak mereka yang membenarkan teori evolusi saja.

Contoh pihak yang tidak suka tersebut adalah Ikatan Humanis Inggris (British Humanist Association, BHA). Lembaga ini terkenal menyebarluaskan ideologi materialis bagi ilmu pengetahuan dan telah menyerukan tindakan melawan buku Explore Evolution. Menurut Truth in Science, ulasan BHA mengenai buku tersebut sama sekali keliru dan tidak tepat.

BHA menyatakan bahwa buku tersebut memiliki isi yang bersifat relijius, menelaah pernyataan-pernyataan penjelasan berdasarkan sudut pandang penciptaan dan/atau perancangan cerdas, sepihak, atau tidak ilmiah. Namun ini semua adalah fitnah, hasutan, dan tidak berdasar sama sekali dari evolusionis dogmatis yang takut akan diajarkannya teori evolusi secara ilmiah, berimbang, kritis dan bukan sebagai ideologi asas tunggal.

Isapan jempol

Dengan membaca sendiri halaman demi halaman buku Explore Evolution yang tersebar luas, dijual bebas, dan bahkan bisa didapatkan gratis selama persediaan masih ada itu, orang akan tahu betapa pernyataan BHA itu sekedar isapan jempol belaka. Sebab, buku Explore Evolution secara keseluruhannya hanya membatasi diri menelaah teori evolusi Darwin, dan bukan teori-teori tandingan lain. Penjelasan dan bukti yang dikemukakan di dalam buku itu hanyalah bersifat ilmiah, dan bukan filosofis atau relijius.

BHA juga mengeluhkan bahwa sejumlah bukti-bukti ilmiah yang mempertanyakan kebenaran Darwinisme di buku Explore Evolution juga digunakan oleh kalangan pendukung penciptaan dalam karya-karya mereka. Sudah pasti keberatan seperti ini adalah ungkapan ketakutan yang tidak masuk akal. Nilai kebenaran bukti ilmiah tidak bertambah atau berkurang dikarenakan penggunanya. Menurut Truth in Science, guru-guru sekolah di Inggris sangatlah cakap menggunakan nalar mereka sendiri untuk menelaah hal-hal yang menjadi perselisihan di kalangan ilmuwan seperti sejumlah teori neo-Darwin. Mengenai pokok bahasan sepenting asal-usul manusia, siswa memiliki hak untuk mendengar penjelasan dari lebih dari satu pihak.
Pembakaran buku gaya modern

Truth in Science menyamakan upaya-upaya sejumlah pihak yang mencegah agar buku Explore Evolution tidak dipelajari siswa dan publik Inggris itu sebagai pembakaran buku gaya modern. Mereka menyerukan dihentikannya upaya sensor terhadap bukti-bukti yang melemahkan teori evolusi.

Tindakan diktatorisme tidak ilmiah yang dilakukan evolusionis Inggris ini bukan pertama kalinya. Tindakan tidak ilmiah seperti itu sudah pasti bukan muncul dari nalar, akal atau rasio yang ilmiah, namun dari luapan emosi, perasaan, dan keyakinan dogmatis yang memunculkan ketakutan akan ambruknya teori evolusi. Tidak heran jika beragam cara tidak intelek dan tidak ilmiah digunakan demi mencegah runtuhnya teori evolusi. Sebut saja pemecatan yang dilakukan terhadap rekan sesama evolusionis mereka, profesor Michael Reiss, yang berseberangan dengan evolusionis lainnya (baca: Kedzaliman Evolusionis di Inggris).

Adalagi profesor Steve Jones, evolusionis asal University College London, Inggris, yang secara tidak ilmiah mengemukakan jam tangan Rolex sebagai bukti evolusi. Dia mengulasnya dalam wawancara dengan sebuah koran Jerman pasca kekhawatiran akan semakin kritisnya siswa Inggris dalam mempertanyakan teori evolusi (baca: Membuktikan Evolusi dengan Jam Rolex).

Upaya diktatorisme apa pun yang dilakukan evolusionis dalam mencegah masuknya pengajaran berimbang teori evolusi di sekolah sepertinya tidak akan berhasil. Bukti-bukti ilmiah yang membantah teori evolusi yang selama ini mereka coba sembunyikan di dunia ilmiah dan di dunia pendidikan telah terungkap. Masyarakat luas dan para siswa sekarang juga belajar ilmu pengetahuan, termasuk teori evolusi, dari sumber-sumber selain yang diajarkan di sekolah mereka, terutama melalui internet.

Tidak heran jika semakin hari semakin banyak pula orang yang tidak lagi mempercayai teori evolusi, yang selama ini diajarkan di sekolah layaknya ideologi asas tunggal. Di Inggris, tanah tumpah darah bapak teori evolusi Darwin sendiri, sekitar 50 persen warganya tidak lagi yakin bahwa teori evolusi masih memadai untuk menjelaskan struktur rumit pada sebahagian makhluk hidup, sehingga campur tangan suatu perancang diperlukan pada tahapan-tahapan utama (baca: Kado Inggris di Ulang Tahun Darwin). Lebih dari 50 persen mereka menghendaki agar teori evolusi tidak lagi diajarkan sendirian sebagai satu-satunya teori. (wwn/tis/hidayatullah.com)


Ilustrasi: wikimedia.

sumber : vivanews.com