Kamis, November 24, 2011

HIJRAH UNTUK KESATUAN UMMAH

Oleh :

H. Zafrul Fauzan Tabrani


Segala puji bagi Allah seru sekalian alam, shalawat dan salam terlimpah atas penghulu manusia, yang terdahulu dan yang terakhir, yakni junjungan kita Nabi Muhammad saw., juga atas segenap keluarganya yang suci sampai hari kemudian.

Akhir-akhir ini muncul sebagian golongan umat Islam yang mengklaim dirinya telah menjalankan syari’at (agama) paling benar, paling murni, pengikut para Salaf Sholeh dan menuduh serta melontarkan kritik tajam sebagai perbuatan sesat dan syirik kepada sesama muslim, bahkan sampai berani mengkafir- kannya, hanya karena perbedaan pendapat dengan melakukan ritual-ritual Islam seperti ziarah kubur, berkumpul membaca tahlilan/yasinan untuk kaum muslimin yang telah meninggal, berdo’a sambil tawassul kepada Nabi saw. dan para waliyyullah/sholihin, mengadakan peringatan keagamaan diantaranya maulidin/kelahiran Nabi saw., pembacaan Istighotsah, dan sebagainya. Ini adalah fitnah yang amat keji dan membuat perpecahan antara sesama muslim. Alasan yang sering mereka katakan bahwa semuanya ini tidak pernah dilakukan oleh Rasulallah saw., atau para sahabat, dengan mengambil dalil hadits-hadits dan ayat-ayat Al Qur’an yang menurut paham mereka bersangkutan dengan amalan-amalan tersebut. Padahal ayat-ayat ilahi dan hadits Rasulallah saw. yang mereka sebutkan tersebut ditujukan untuk orang-orang kafir dan orang-orang yang membantah, merubah dan menyalahi perintah Allah dan Rasul-Nya. Golongan pengingkar ini sering mengatakan hadits-hadits mengenai suatu amalan yang bertentangan dengan pahamnya itu semuanya tidak ada, palsu, lemah, terputus dan lain sebagainya, walaupun hadits-hadits tersebut telah dishohihkan oleh ulama-ulama pakar hadits.

Perbedaan pendapat antara kaum muslimin itu selalu ada, tetapi bukan untuk dipertentangkan dan dipertajam dengan saling mensesatkan dan mengkafirkan satu dengan yang lainnya. Pokok perbedaan pendapat soal-soal sunnah, nafilah yang dibolehkan ini hendaknya dimusyawarahkan oleh para ulama kedua belah pihak. Karena masing-masing pihak sama-sama berpedoman pada Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasulallah saw. (hadits), namun berbeda dalam hal penafsiran dan penguraiannya (sudut pandang mereka). Janganlah setelah menafsirkan dan menguraikan ayat-ayat Allah dan hadits Nabi saw. mengecam dan menyalahkan atau berani mensesatkan/meng- kafirkan kaum muslimin dan para ulama dalam suatu perbuatan karena tidak sepaham dengan madzhabnya. Orang seperti ini sangatlah fanatik dan extreem yang menganggap dirinya paling benar dan faham sekali akan dalil-dalil syari’at,menganggap kaum muslimin dan para ulama yang tidak sependapat dengan mereka, adalah sesat,bodoh dan lain sebagainya. Kami berlindung pada Allah swt., dalam hal tersebut.

Kita boleh mengeritik atau mensalahkan suatu golongan muslimin, bila golongan ini sudah jelas benar-benar menyalahi dan keluar dari garis-garis syari’at Islam. Umpama mereka meniadakan kewajiban sholat setiap hari, menghalalkan minum alkohol, makan babi dan lain sebagainya, yang mana hal ini sudah jelas dalam nash bahwa sholat itu wajib dan minum alkohol dan makan babi itu haram.

Banyak sekali ayat-ayat Ilahi dan perintah Rasulallah saw. agar kita bersangka baik dan tidak mengkafirkan antara sesama muslim, bila ada perbedaan dengan mereka alangkah baiknya jika diselesaikan dengan ber- dialog!

Allah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 125: ”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Sebagai ummat yang terbaik, kita tentu tidak ingin tercerai berai hanya lantaran berbeda pandangan dalam beberapa masalah yang tidak prinsipil. Kalau kita teliti lebih dalam ajaran-ajaran Islam, maka kita akan temukan persamaan diantara golongan masih jauh lebih banyak daripada perbedaan dalam menafsirkan ajaran-ajaran Islam tersebut. Tapi kenyataan yang terjadi justru perbedaan yang tidak banyak itulah yang sering diperuncing dan ditampakkan sementara persamaan yang ada malah disembunyikan. Bukankah perbedaan paham disikapi dengan saling sesat menyesatkan satu sama lain, sudah tentu, akan mengakibatkan munculnya permusuhan, membikin kesulitan dan memutuskan tali persaudaraan. Menuduh, mengolok-ngolok kaum muslimin dengan tuduhan dan memberi gelar yang sangat buruk seperti bid’ah dholalah, laknat membawa kepada kefasikan apalagi syirik ini sama dengan ‘kufur’. Kalau memang dakwah golongan yang suka mengolok-olok ini senantiasa berdasarkan Al-Qur’an, mengapa mereka melanggar tuntunan Al-Qur’an dalam surat Al-Hujurat ayat 11 yang artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah satu kelompok mengolok olok kelompok yang lain karena bisa jadi mereka yang diolok-olok itu justru lebih baik dari mereka yang mengolok-olok. janganlah pula sekelompok wanita mengolok-olok kelompok wanita yang lain karena bisa jadi kelompok wanita yang diolok-olok justru lebih baik dari kelompok wanita yang mengolok-olok. janganlah kalian mencela sesamamu dan janganlah pula kalian saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Sejelek-jelek sebutan sesudah beriman adalah sebutan ‘fasiq’ . Karenanya siapa yang tidak bertobat (dari semua itu), maka merekalah orang-orang yang dzalim”.

Begitu juga kalau dakwah golongan tersebut senantiasa berdasarkan kepada hadits Nabi saw yang shahih, lalu mengapa mereka melanggar beberapa hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhori :

«إِنَّ المُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا» وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ

“Seorang mukmin itu terhadap mukmin yang lain adalah laksana bangunan, yang sebagiannya mengokohkan sebagian yang lain” (Bukhari juz 1 hal 103 no 481)

Hadits lainnya riwayat Muslim dari Ibnu Umar:

أَيُّمَا امْرِئٍ قَالَ لِأَخِيهِ: يَا كَافِرُ، فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا، إِنْ كَانَ كَمَا قَالَ، وَإِلَّا رَجَعَتْ عَلَيْهِ

“Barangsiapa yang berkata pada saudaranya ‘hai kafir’ kata-kata itu akan kembali pada salah satu diantara keduanya. Jika tidak (artinya yang dituduh tidak demikian) maka kata itu kembali pada yang mengucapkan (yang menuduh)”. (Muslim juz 1 hal79 no111)

Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Bukhori:

«مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاسْتَقْبَلَ قِبْلَتَنَا، وَصَلَّى صَلاَتَنَا، وَأَكَلَ ذَبِيحَتَنَا، فَهُوَ المُسْلِمُ، لَهُ مَا لِلْمُسْلِمِ، وَعَلَيْه مَا عَلَى المُسْلِمِ»

“Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, menganut kiblat kita (ka’bah), shalat sebagaimana shalat kita, dan memakan daging sembelih an sebagaimana sembelihan kita, maka dialah orang Islam. Ia mempunyai hak sebagaimana orang-orang Islam lainnya. Dan ia mem- punyai kewajiban sebagaimana orang Islam lainnya”.( Bukhari juz 1 hal 87 no 393)

Hadits riwayat At-Thabrani dalam Al-Kabir ada sebuah hadits dari Abdullah bin Umar dengan isnad yang baik bahwa Rasulallah saw.pernah memerintah kan:

«كُفُّوا عَنْ أَهْلِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ لَا تُكَفِّرُوهُمْ بِذَنْبٍ، فَمَنْ أَكْفَرَ أَهْلَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ فَهُوَ إِلَى الْكُفْرِ أَقْرَبُ»

“Tahanlah diri kalian (jangan menyerang) orang ahli ‘Laa ilaaha illallah’ (yakni orang Muslim). Janganlah kalian mengkafirkan mereka karena suatu dosa”. Barang siapa mengkafirkan ahli la ilaha illaallah maka dia kepada kekafiran lebih dekat”.( At thabrani alkabir juz 12 hal 272 no 13089)

Hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah ra telah mendengar Rasulallah saw. bersabda:

«إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ، يَنْزِلُ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ»

“Sungguh adakalanya seorang hamba berbicara sepatah kata yang tidak diperhatikan, tiba-tiba ia tergelincir ke dalam neraka oleh kalimat itu lebih jauh dari jarak antara timur dengan barat". (HR.Muslimjuz 4 hal 2290 no 2988)

Memahami hadits ini kita disuruh hati-hati untuk berbicara, karena sepatah kata yang tidak kita perhatikan bisa menjerumuskan kedalam api neraka.

Jelas buat kita dengan adanya ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulallah saw. di atas, kita bisa bandingkan sendiri bagaimana tercelanya orang yang suka menuduh sesat, kafir, syirik terhadap sesama musliminnya yang senang melakukan amalan-amalan kebaikan (diantaranya dzikir bersama, tahlilan, memperingati hari lahir Nabi saw. dan sebagainya) disebabkan mereka tidak sefaham atau sependapat dengan orang ini. Begitu juga orang yang mencela, mensesatkan satu madzhab karena tidak sepaham dengan madzhabnya. Sebab tuduhan ini sangat berbahaya. Nabi saw. menyuruh agar kita harus berhati-hati dan tidak sembarangan untuk berbicara, yang mana ucapan itu bisa mengantarkan kita ke neraka. Malah perintah Allah swt. (dalam surat Toha ayat 43-44) kepada Nabi Musa dan Harun -‘alaihimassalam- agar mereka pergi keraja Fir’aun yang sudah jelas kafir dan melampaui batas untuk mengucapkan kata-kata yang lunak/halus terhadapnya, barangkali dia (Fir’aun) bisa sadar/ingat kembali dan takut pada Allah swt. Untuk orang kafir (Fir’aun) saja harus berkata halus apalagi sesama muslim.

kami mencoba menjawab seputar masalah yang menjadi polemik dikalangan ummat islam seperti Bid’ah (masalah baru), Tawassul, Tabarruk dan sebagainya yang dikutip dan dikumpulkan dari bagian-bagian yang penting saja dari keterangan dan tulisan para ulama. Semoga Tulisan ini menjadikan kita memahami dan tidak ikut mensesatkan atau mengkafirkan kaum muslimin yang menghadiri majlis majlis dzikir atau mengikuti madzhab yang lain dari madzhabnya sehingga mewujudkan kesatuan dan persatuan antar umat Islam yang sudah terpecah belah. Insya Allah semuanya ini bisa membuka hati kita untuk menyelidiki kebenaran dan hanya kepada Allah swt. kita memohon agar manfaat tulisan ini bisa tersebar dan dicatat oleh- Nya sebagai amalan yang ikhlas untuk yang Maha Mulia, menjadi penyebab keridhaan-Nya serta mendekatkan kita kepada-Nya.

Selasa, Januari 04, 2011

Surat Terbuka Kepada Geert Wilders Dari Seorang Pendeta Kristen Di Inggris



Salam Mr Wilders,


Orang bilang kita hanya membawa kuda ke tempat air, tapi tidak untuk menyuruhnya minum. Tetapi manusia bukan kuda. Tidak seperti binatang, manusia selalu punya alasan. Saya menawarkan sedikit keterangan ini dengan harapan samar-samar bahwa Anda adalah orang yang mempertimbangkan sedikit alasan.

Ini tentang pidato terakhir Anda di hadapan Aliansi Patriot di New York. Anda mengggambarkan 'Islamisasi Eropa'. Anda menjelaskan beberapa kota Eropa dengan lingkungan Muslim dengan begitu hal seram. Menurut Anda, itu adalah dunia di mana perempuan berjalan-jalan dengan tenda-tenda tanpa sosok... suami mereka, menurut Anda sebagai tuan dari budaknya, jika Anda suka, berjalan tiga langkah di depan perempuan-perempuan itu.

Mr Wilders, saya tinggal di salah satu daerah di London Barat. Saya sering mengunjungi Whitechapel dan Edgware Road, bagian dari London yang berwarna-warni, dan saya belum pernah sekalipun melihat seorang wanita Muslim berjalan di belakang suaminya. Sebaliknya, para ibu berjalan-jalan di samping para lelaki mereka dengan bangga bermartabat. Tidak ada perilaku istri-istri menunjukkan sebagai peran bawahan, jadi enyahlah perbudakan dari Islam.

Gadis-gadis Muslim bahkan selalu penuh semangat memakai segala macam peralatan. Benar, mereka tidak mungkin berperilaku permisif; perempuan dibebaskan tapi bukan memamerkan daging mereka, tidak memeluk dan mencium mitra di depan umum, tidak ada yang seperti itu. Saya bahkan berani menebak sebagian besar dari mereka tidak tidur dengan anak laki-laki sebelum menikah. Tapi mengapa hal itu jadi buruk? Itu adalah kesucian, kerendahan hati dan menahan diri. Adat istiadat Kristen dari peradaban Barat yang Anda klaim digunakan untuk hal-hal seperti itu, bukan?

'25 Persen dari populasi Eropa akan menjadi Muslim hanya 12 tahun dari sekarang'. Orang bilan itu bohong, statistik palsu. Tetapi jika Anda ingin orang Eropa asli masih tetap dengan jumlah besar, bagaimana mendorong mereka untuk memiliki anak lagi? Bagaimana mendesak mereka untuk tidak menggunakan alat kontrasepsi atau pil? Bagaimana menghentikan aborsi? Bagaimana meningkatkan nilai-nilai keluarga? Berhentilah menghina Islam.

'Ribuan masjid di seluruh Eropa. Dengan jemaah yang lebih besar daripada gereja-gereja', begitu yang Anda perhatikan. Yah, salah siapa itu? Apakah mungkin seorang Muslim akan berdiri di pintu gereja? Seharusnya Anda bilang kepada orang Kristen. "Lihatlah orang Muslim, mereka beribadah secara teratur. Bagaimana mereka melakukan perayaan agama mereka. Anda harus melakukan hal yang sama. " Tepat. Maraknya masjid di seluruh Eropa harus berfungsi sebagai stimulus bagi orang Kristen. Sebuah jendela peluang. Sebagai pengingat untuk kembali ke sesuatu yang penting buat mereka, yang memberi akar kehidupan; menyembah Tuhan esa yang sejati. Mengapa menyalahkan Muslim yang saleh untuk kesalahan orang Kristen yang ibadahnya hangat-hangat tai kuku dan atau karena jumlahnya yang semakin susut, eh?

'Di Amsterdam gay selalu dipukuli oleh orang Muslim.' Mengerikan, jika hal itu benar. Lucunya, saya ingat kata-kata Pym Fortuyn, politikus sayap kanan gay yang dibunuh oleh seorang fanatik. "Aku tidak punya masalah apapun dengan orang Maroko. Saya pernah tidur dengan begitu banyak dari mereka. " Andre Gide William Burroughs berkata, "Dunia Arab telah menjadi salah satu tujuan artistik dan menyenangkan bagi gay." Homofobia bukan sebuah endemik hanya di antara orang Arab saja.

'Sejarah Holocaust tidak bisa lagi diajarkan karena sensitivitas Muslim." Aneh sekali. Pertama, anak baptis saya telah pergi ke Auschwitz, sebagai bagian studi tur sekolah. Kurikulum sekolah di Inggris pada kenyataannya menyertakan proyek-proyek tentang Perang Dunia II dan penganiayaan orang-orang Yahudi dan orang lain. London Imperial War Museum memiliki bagian bencana perang tersendiri. Saluran TV menyuguhi pemirsa dengan film dengan dosis besar tentang program perang dan kejahatan Jerman. Jika ada orang harus mengeluh tentang keadaan ini, ya harusnya Jerman. Ini bahan bakar Germanofobia, atau Inggris yang masokis.

Bernard Wasserstein menulis 'Israel & Palestina' dan menegaskan beberapa poin. Wasserstein menunjukkan bagaimana fantasi Anda bahwa Israel merupakan pos heroik Barat bahwa Jihad itu omong kosong. Memang, saat ini kebutuhan masyarakat Israel akan imigran sudah sebanyak Eropa itu sendiri. Dan itu bukanlah imigran Yahudi. Meskipun begitu menakjubkannya Anda menyebutkan anti-Semitisme di Prancis (yang dipimpin oleh seorang Presiden Yahudi!), Yahudi di seluruh dunia senang di mana mereka berada sekarang ini, dan mereka tidak ingin migrasi ke Israel, atau haruskah saya katakan 'Isra-hell, seperti teman Israel saya, Ronen suatu kali menulis?

Baik, Anda tidak suka Muslim. Namun mereka tidak akan pergi. Kasus Anda adalah analog seseorang yang mempunyai taman namun dipenuhi dengan kepik. Mereka di mana-mana. Dia tidak menyukai kepik-kepik itu. Dia mencoba beberapa metode untuk menyingkirkan mereka. Semprotan, insektisida, ini dan itu. Tidak ada yang berhasil.

Kepik-kepik terus berada di dekat taman dan di taman. Orang itu semakin terobsesi dengan kepik-kepik itu, kemudian jadi paranoid, dan hasad. Akhirnya, ia mengirim e-mail ke seorang temannya yang sudah tua yang bijak, seorang tukang kebun yang berpengalaman: "Apa yang harus saya lakukan untuk membasmi kepik-kepik terkutuk itu?"

Jawabannya adalah: "Saya sarankan agar Anda belajar mencintai mereka."

Revd Gelli Frank Julian

(sa/aussiemuslim)www.eramuslim.com