Kamis, Januari 12, 2012

SHAFAR DAN REBO BONTONG

Oleh :

Ustz. H. Zafrul Fauzan Tabrani

Segala puji bagi Allah Sang Pencipta alam semesta. Shalawat dan salam terhaturkan atas Baginda Nabi Muhammad SAW keluarga dan sahabat-sahabatnya serta para pengikutnya sampai hari kiamat nanti.
Sekarang ini Kita berada di penghujung bulan Shafar. Shafar adalah salah satu nama dari bulan islam, tepatnya bulan yang kedua dari bulan islam. Masyarakat pada umumnya sering mengidentikkan bulan muharram dan bulan shafar sebagai bulan keras, terlebih terhadap bulan shafar. Kita akan mencoba menelusuri dan mencoba mengulas ada apa dengan bulan shafar dalam literatur-literatur islam.
Dalam hadits Rasulullah ada beberapa riwayat yang menyebutkan tentang shafar, diantaranya diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA :
إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لاَ عَدْوَى وَلاَ صَفَرَ وَلاَ هَامَةَ» فَقَالَ أَعْرَابِيٌّ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَمَا بَالُ إِبِلِي، تَكُونُ فِي الرَّمْلِ كَأَنَّهَا الظِّبَاءُ، فَيَأْتِي البَعِيرُ الأَجْرَبُ فَيَدْخُلُ بَيْنَهَا فَيُجْرِبُهَا؟ فَقَالَ: «فَمَنْ أَعْدَى الأَوَّلَ؟»
Artinya : Bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda : tiada yang menular dan tiada shafar dan tiada burung hantu, maka berkata seorang arab badui: Wahai Rasulallah SAW maka apa yang menimpa ontaku yang ada di padang pasir yang seolah-olah kumpulan rusa maka datang onta yang berkudis yang masuk diantaranya kemudian membuatnya berkudis. Maka Brliau bersabda : Maka siapa yang menulari yang pertama ?(HR Bukkhari juz 7 hal 128 no 5717)
Untuk memahami Hadits ini dan menambah pengetahuan kita tentang shafar mari kita lihat sebuah penjelasan dari seorang ulama yang bernama Imam Ibnu Rajab Al Hambaly dalam kitabnya Lathoif Al Ma’arif, beliau berbicara lebar tentang amalan-amalan di bulan shafar. Beliau berkata “ “Adapun “adwa” adalah penyakit menular yang menimpa orang sehat oleh karena itu pula orang arab badui meyakini bahwa onta yang sehat bercampur dengan onta yang kudisan maka menjadi kudisan pula. Maka Rasulullah SAW bersabda “Maka siapa yang menulari yang pertama”. Maksudnya adalah bahwasanya yang pertama tidak kudisan dengan ditulari tapi dengan qadha (ketetapan) dan qodar (ketentuan) dari Allah SWT maka demikian juga yang kedua dan setelahnya.
Dalam hadits lain diriwayatkan oleh Abu Hurairah juga Rasulullah SAW bersabda
«لاَ عَدْوَى وَلاَ طِيَرَةَ، وَلاَ هَامَةَ وَلاَ صَفَرَ، وَفِرَّ مِنَ المَجْذُومِ كَمَا تَفِرُّ مِنَ الأَسَدِ»
Artinya : tiada yang menular dan tiada kesialan dan tiada burung hantu dan tiada shafar dan larilah kamu dari penderita lepra sebagaimana kamu lari dari singa (HR Bukhari hal 126 juz 7 no 5707)
Sepintas isi hadits ini terdapat kontradiksi karena Nabi SAW besabda tiada yang menular tapi kemudian Beliau bersabda “larilah kamu dari penderita lepra”, Imam Ibnu Rajab Al hanbali mengomentari hal ini, Beliau berkata : “bahwasanya hadits ini menapikan apa yang dipercayai oleh orang jahiliyaah bahwasanya penyakit itu menular dengan sendirinya (alamiah) tanpa mempercayai taqdir Allah SWT “.
Adapun makna dari “tiada burung hantu” dalam hadits di atas adalah meniadakan apa yang orang jahiliyah percayai bahwa ruh dan tulang mayit burung hantu serupa dengan kepercayaan rengkarnasi yaitu bahwasanya ruh orang mati berpindah ke jasad hewan dengan tanpa dibangkitkan dan dikumpulkan dan semua kepercayaan ini dibatalkan oleh islam dan didustakan.
Adapun makna “tiada shafar”, para ulama berbeda pendapat dalam menafsirinya, sebagaian Ulama terdahulu berpendapat bahwa Shafar itu penyakit di perut berupa ulat sebesar ular yang menyakitkan lalu Nabi SAW meniadakan hal ini. Pernyataan ini adalah pendapat Imam Ibnu Uyainah dan Imam Ahmad. Sekelompok ulama lain berpendapat bahwa yang dimaksud dengan shafar itu adalah “bulan shafar” yaitu nama bulan di tahun Hijriah kemudian mereka berbeda pendapat tentang tafsirnya, pertama hadits ini meniadakan perbuatan orang jahiliyyah berupa Nasi’(penambahan) yaitu mereka menghalalkan bulan muharram dan mengharamkan bulan shafar sebagai penggantinya (menurut pendapat Imam Malik), pendapat kedua bahwa orang jahiliyah beranggapan sial dengan shafar maka Nabi SAW membatalkan pendapat itu (menurut pendapat Imam Abu Daud dari Imam Muhammad bin Rosyid Almakhuly), pendapat kedua ini serupa dengan pendapat kebanyakan orang yang percaya kesialan di bulan shafar sehingg mereka melarang anak-anak dan keluarga mereka bepergian.
Demikian pula dengan Hari Rabu, banyak diantara kita beranggapan kesialan di hari itu. Dalam beberapa hadits yang berbicara tentang hari rabu yang bagus ataupun yang jelek. Salah satunya adalah Hadits yang diriwayatkan oleh abu hurairoh. Rasulullah SAW bersabda :
وَخَلَقَ النُّورَ يَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ
Artinya : Dan Alla SWT menciptakan cahaya pada hari rabu.(HR Muslim hal 2149 juz 4 no 2789)
Sedangkan Hadits-hadits lain yang menjelaskan tentang keburukan hari Rabu kebanyakan lemah dan ada juga yang menhukumnya palsu. Salah satu hadits yang dikatagorikan Sohih namun ada juga sebagian yang menghukumnya hadits hasan yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar
وَاجْتَنِبُوا الْحِجَامَةَ يَوْمَ الْأَرْبِعَاءِ، فَإِنَّهُ الْيَوْمُ الَّذِي أُصِيبَ فِيهِ أَيُّوبُ بِالْبَلَاءِ، وَمَا
يَبْدُو جُذَامٌ، وَلَا بَرَصٌ إِلَّا فِي يَوْمِ الْأَرْبِعَاءِ، أَوْ لَيْلَةِ الْأَرْبِعَاءِ
Artinya : Jauhila oleh kalian berbekam hari rabu maka sesungguhnya hari itu hari diman ditimpa padanya Nabi Ayub AS bala’ dan tiada datang penyakit lepra dan penyakit belang kecuali pada hari rabu atau malam rabu (HR Ibnu Majah hal 1153 juz 2 no 3488)
Misal dari hadits hadits yang lemah disebutkan dalam kitab Kasyful Khafa karangan Imam Al Ajluniy :
آخر أربعاء في الشهر يوم نحس مستمر
Artinya : Akhir rabu dalam bulan adalah hari celaka yang terus menerus.
يوم الأربعاء يوم نحس مستمر
Artinya : Hari rabu adalah hari sial yang terus menerus. (lihat Kasyful Khafa hal 18 juz 2)
Setelah beliau menyebutkan Hadits-hadits ini beliau berpendapat sebagaimana dinukil dari kitab Siroh Halabiyyah bahwa Hadits yang memuji hari Rabu itu ditujukan pada selain Rabu yang terakhir dari bulan dan hadits yang menyebutkan keburukan hari Rabu itu ditujukan pada Rabu terakhir dari bulan. Dari literatur yang ada dapat kita lihat bahwa kepercayaan tentang shafar dan rabu khususnya akhir rabu yang mendatangkan celaka memang sudah ada dari dulu akan tetapi Rasulallah sudah memberikan kita petunjuk untuk menyikapinya bahwa segala sesuatu itu Terjadi dengan Qodlo’ dan qodar dari Allah SWT dan kita diperintahkan untuk berikhtiyar. Oleh karena itu menyikapi hal ini para ulama khususnya pada bulan sahafar terlebih pada akhir rabu shafar yang dikenal masyarakat sebagai “REBO BONTONG” untuk menghilangkan takhayyul dan ketakutan ini mereka mengajak masyarakat untuk keluar rumah melaksanakan aktifitas sehari-hari bahkan menganjurkan mereka untuk pergi rihlah (jalan-jalan). Sebagian Para Ulama lebih cenderung melakukan ritual ibadah berupa dzikir dan doa ataupun ziarah ke maqom para Auliya dan Sholihin dan munajat untuk menolak bala berdoa Kepada Allah SWT untuk mengangkat bala dan mecurahkan keselamatan bagi ummat. Imam Ibnu Rajab berkata : “Demikian juga menganggap sial dengan hari-hari seperti hari rabu dan sungguh telah diriwayakan bahwasanya hari rabu itu hari celaka yang terus menerus di dalam hadits yang tidak sahih tetapi sebaliknya diriwayatkan dalam Al Musnad dari Jabir RA bahwasanya Nabi SAW berdoa atas orang-orang ahzab pada hari senin dan selasa dan rabu maka Beliau diijabahi pada hari rabu dintara zuhur dan asar. Berkata Jabir RA : Maka tiada menimpa dengan diriku suatu perkara yang penting dan susah kecuali aku bermaksud pada waktu itu untuk berdoa kepada Allah SWT maka aku tahu Allah SWT mengijabahinya. Adapun pengkhususan kesialan pada suatu zaman tidak dengan zaman yang lain seperti bulan shafar atau selainnya maka tidak benar dan sesungguhnya zaman itu semuanya diciptakan oleh Allah SWT dan padanya terjadi semua perbuatan manusia maka setiap zaman yang digunakan oleh seorang mukmin untuk berbuat taat kepada Allah maka itu adalah zaman yang diberkahi dan setiap zaman yang digunakan oleh seorang hamba untuk bermaksiat kepada Allah maka itulah zaman yang sial dan kesialan itu hakikatnya adalah maksiat kepada Allah SWT.
Jadi, tradisi Rebo bontong bertujuan untuk menghilangkan anggapan sial dan tahayul sebagaimana dipercayai oleh orang-orang jahiliyah dan sudah sesuai dengan syariat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Agar senantiasa kembali kepada Allah SWT dan bertawakkal kepada-Nya. Adapun perbuatan maksiat yang dilakukan oleh sebagian orang dengan mengatasnamakan Rebo bontong bukan berarti menjadikan Rebo bontong itu dikategorikan perbuatan maksiat atau Bid’ah Dholalah akan tetapi perbuatan maksiat itulah yang salah dan sesat, ada juga sebagian para Ulama dan orang-orang muslim dalam mengisi Rebo bontong mereka berdo’a berdzikir dan berziarah ke kuburan para Auliya’ dan Solihin serta munajat kepada Allah SWT. Untuk keselamatan ummat sebagai mana kita lihat dinegeri kita ini bahkan di negeri Hadra maut Yaman (asal keislam Indonesia) kita dapat menemukan kegiatan semacam ini.
Pengkhususan suatu ibadah seperti ziarah dan dzikir pada waktu tertentu boleh hukumnya, pendapat ini dikemukakan oleh Imam nawawi dalam syarah Al-Muslim demikian pula Imam Ibnu Hajar Al-Asqolani didalam Fathulbarri ketika menjelaskan Hadits ziarahnya Rosulullah SAW ke kuba setiap hari Sabtu. Imam Ibnu Akil dalam Al-Funun berkata :”Aku melihat orang-orang memperbanyak do’a dan ziarah kubur pada hari Rabu dan aku tidak mengetahui apakah mereka memiliki landasan pada sesuatu, maka aku temukan didalam riwayat Al-qodi Abu Toyyib dari Al-Gitrifi dengan sanadnya dari Jabir Bin abdillah. Hadits ini adalah Hadits tentang do’anya rasulullah SAW pada waktu perang Ahzab yang diijabahi pada hari rabu sebagaimana telah disebutkan.
Untuk menutup pembahasan ini adbaiknya kita menelaah perkataan imam Assuhaili yang di nukil oleh imam Al-Manawi sebagimana disebutkan oleh Al-Ajluni dalam Kasful khofa ketika menjelaskan Hadits tentang anggapan hari rabu adalah hari yang celaka : “Kecelakaannya itu bagi orang-orang yang beranggapan sial dan bertahayul yaitu orang-orang yang kebiasaannya tahayul dan meninggalkan mengikuti Rasulullah SAW dalam meninggalkan kepercayaannya dan ini sifat orang yang sedikit tawakkalnya oleh karena itulah yang memudharatkan dalam setiap aktifitasnya”. Kemudian Imam almanawi berkata : “Kesimpulannya bahwasanya orang yang menjaga hari rabu atas jalan bertahayul dan mempercayai peramal dan ahli perbintangan itu hukumnya haram karena semua hari itu milik Allah SWT yang tiada memberi mudharat dan tida pula manfaat dengan dirinya dan orang yang melakukan itu tanpa mempercayai hal tersebut tidak mengapa dan barang siapa yang bertahayul diliputi dengan kecelakaan dan orang yang yakin tiada yang memberi mudarat dan manfaat kecuali Allah tidak akan dipengaruhi oleh hal-hal tersebut. Rasulullah SAW mengajarakan kita Do’a dalam ondisi ini
اللهم لا خير الا خيرك ولا طير الا طيرك ولا اله غيرك
Artinya :”Ya Allah tiada kebaikan kecuali kebaikanmu dan tiada kesialan kecuali kesialanmu dan tiada Tuhan selain engkau. Wallohua’lam,_







Kamis, November 24, 2011

HIJRAH UNTUK KESATUAN UMMAH

Oleh :

H. Zafrul Fauzan Tabrani


Segala puji bagi Allah seru sekalian alam, shalawat dan salam terlimpah atas penghulu manusia, yang terdahulu dan yang terakhir, yakni junjungan kita Nabi Muhammad saw., juga atas segenap keluarganya yang suci sampai hari kemudian.

Akhir-akhir ini muncul sebagian golongan umat Islam yang mengklaim dirinya telah menjalankan syari’at (agama) paling benar, paling murni, pengikut para Salaf Sholeh dan menuduh serta melontarkan kritik tajam sebagai perbuatan sesat dan syirik kepada sesama muslim, bahkan sampai berani mengkafir- kannya, hanya karena perbedaan pendapat dengan melakukan ritual-ritual Islam seperti ziarah kubur, berkumpul membaca tahlilan/yasinan untuk kaum muslimin yang telah meninggal, berdo’a sambil tawassul kepada Nabi saw. dan para waliyyullah/sholihin, mengadakan peringatan keagamaan diantaranya maulidin/kelahiran Nabi saw., pembacaan Istighotsah, dan sebagainya. Ini adalah fitnah yang amat keji dan membuat perpecahan antara sesama muslim. Alasan yang sering mereka katakan bahwa semuanya ini tidak pernah dilakukan oleh Rasulallah saw., atau para sahabat, dengan mengambil dalil hadits-hadits dan ayat-ayat Al Qur’an yang menurut paham mereka bersangkutan dengan amalan-amalan tersebut. Padahal ayat-ayat ilahi dan hadits Rasulallah saw. yang mereka sebutkan tersebut ditujukan untuk orang-orang kafir dan orang-orang yang membantah, merubah dan menyalahi perintah Allah dan Rasul-Nya. Golongan pengingkar ini sering mengatakan hadits-hadits mengenai suatu amalan yang bertentangan dengan pahamnya itu semuanya tidak ada, palsu, lemah, terputus dan lain sebagainya, walaupun hadits-hadits tersebut telah dishohihkan oleh ulama-ulama pakar hadits.

Perbedaan pendapat antara kaum muslimin itu selalu ada, tetapi bukan untuk dipertentangkan dan dipertajam dengan saling mensesatkan dan mengkafirkan satu dengan yang lainnya. Pokok perbedaan pendapat soal-soal sunnah, nafilah yang dibolehkan ini hendaknya dimusyawarahkan oleh para ulama kedua belah pihak. Karena masing-masing pihak sama-sama berpedoman pada Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasulallah saw. (hadits), namun berbeda dalam hal penafsiran dan penguraiannya (sudut pandang mereka). Janganlah setelah menafsirkan dan menguraikan ayat-ayat Allah dan hadits Nabi saw. mengecam dan menyalahkan atau berani mensesatkan/meng- kafirkan kaum muslimin dan para ulama dalam suatu perbuatan karena tidak sepaham dengan madzhabnya. Orang seperti ini sangatlah fanatik dan extreem yang menganggap dirinya paling benar dan faham sekali akan dalil-dalil syari’at,menganggap kaum muslimin dan para ulama yang tidak sependapat dengan mereka, adalah sesat,bodoh dan lain sebagainya. Kami berlindung pada Allah swt., dalam hal tersebut.

Kita boleh mengeritik atau mensalahkan suatu golongan muslimin, bila golongan ini sudah jelas benar-benar menyalahi dan keluar dari garis-garis syari’at Islam. Umpama mereka meniadakan kewajiban sholat setiap hari, menghalalkan minum alkohol, makan babi dan lain sebagainya, yang mana hal ini sudah jelas dalam nash bahwa sholat itu wajib dan minum alkohol dan makan babi itu haram.

Banyak sekali ayat-ayat Ilahi dan perintah Rasulallah saw. agar kita bersangka baik dan tidak mengkafirkan antara sesama muslim, bila ada perbedaan dengan mereka alangkah baiknya jika diselesaikan dengan ber- dialog!

Allah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 125: ”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Sebagai ummat yang terbaik, kita tentu tidak ingin tercerai berai hanya lantaran berbeda pandangan dalam beberapa masalah yang tidak prinsipil. Kalau kita teliti lebih dalam ajaran-ajaran Islam, maka kita akan temukan persamaan diantara golongan masih jauh lebih banyak daripada perbedaan dalam menafsirkan ajaran-ajaran Islam tersebut. Tapi kenyataan yang terjadi justru perbedaan yang tidak banyak itulah yang sering diperuncing dan ditampakkan sementara persamaan yang ada malah disembunyikan. Bukankah perbedaan paham disikapi dengan saling sesat menyesatkan satu sama lain, sudah tentu, akan mengakibatkan munculnya permusuhan, membikin kesulitan dan memutuskan tali persaudaraan. Menuduh, mengolok-ngolok kaum muslimin dengan tuduhan dan memberi gelar yang sangat buruk seperti bid’ah dholalah, laknat membawa kepada kefasikan apalagi syirik ini sama dengan ‘kufur’. Kalau memang dakwah golongan yang suka mengolok-olok ini senantiasa berdasarkan Al-Qur’an, mengapa mereka melanggar tuntunan Al-Qur’an dalam surat Al-Hujurat ayat 11 yang artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah satu kelompok mengolok olok kelompok yang lain karena bisa jadi mereka yang diolok-olok itu justru lebih baik dari mereka yang mengolok-olok. janganlah pula sekelompok wanita mengolok-olok kelompok wanita yang lain karena bisa jadi kelompok wanita yang diolok-olok justru lebih baik dari kelompok wanita yang mengolok-olok. janganlah kalian mencela sesamamu dan janganlah pula kalian saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Sejelek-jelek sebutan sesudah beriman adalah sebutan ‘fasiq’ . Karenanya siapa yang tidak bertobat (dari semua itu), maka merekalah orang-orang yang dzalim”.

Begitu juga kalau dakwah golongan tersebut senantiasa berdasarkan kepada hadits Nabi saw yang shahih, lalu mengapa mereka melanggar beberapa hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhori :

«إِنَّ المُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا» وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ

“Seorang mukmin itu terhadap mukmin yang lain adalah laksana bangunan, yang sebagiannya mengokohkan sebagian yang lain” (Bukhari juz 1 hal 103 no 481)

Hadits lainnya riwayat Muslim dari Ibnu Umar:

أَيُّمَا امْرِئٍ قَالَ لِأَخِيهِ: يَا كَافِرُ، فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا، إِنْ كَانَ كَمَا قَالَ، وَإِلَّا رَجَعَتْ عَلَيْهِ

“Barangsiapa yang berkata pada saudaranya ‘hai kafir’ kata-kata itu akan kembali pada salah satu diantara keduanya. Jika tidak (artinya yang dituduh tidak demikian) maka kata itu kembali pada yang mengucapkan (yang menuduh)”. (Muslim juz 1 hal79 no111)

Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Bukhori:

«مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاسْتَقْبَلَ قِبْلَتَنَا، وَصَلَّى صَلاَتَنَا، وَأَكَلَ ذَبِيحَتَنَا، فَهُوَ المُسْلِمُ، لَهُ مَا لِلْمُسْلِمِ، وَعَلَيْه مَا عَلَى المُسْلِمِ»

“Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, menganut kiblat kita (ka’bah), shalat sebagaimana shalat kita, dan memakan daging sembelih an sebagaimana sembelihan kita, maka dialah orang Islam. Ia mempunyai hak sebagaimana orang-orang Islam lainnya. Dan ia mem- punyai kewajiban sebagaimana orang Islam lainnya”.( Bukhari juz 1 hal 87 no 393)

Hadits riwayat At-Thabrani dalam Al-Kabir ada sebuah hadits dari Abdullah bin Umar dengan isnad yang baik bahwa Rasulallah saw.pernah memerintah kan:

«كُفُّوا عَنْ أَهْلِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ لَا تُكَفِّرُوهُمْ بِذَنْبٍ، فَمَنْ أَكْفَرَ أَهْلَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ فَهُوَ إِلَى الْكُفْرِ أَقْرَبُ»

“Tahanlah diri kalian (jangan menyerang) orang ahli ‘Laa ilaaha illallah’ (yakni orang Muslim). Janganlah kalian mengkafirkan mereka karena suatu dosa”. Barang siapa mengkafirkan ahli la ilaha illaallah maka dia kepada kekafiran lebih dekat”.( At thabrani alkabir juz 12 hal 272 no 13089)

Hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah ra telah mendengar Rasulallah saw. bersabda:

«إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ، يَنْزِلُ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ»

“Sungguh adakalanya seorang hamba berbicara sepatah kata yang tidak diperhatikan, tiba-tiba ia tergelincir ke dalam neraka oleh kalimat itu lebih jauh dari jarak antara timur dengan barat". (HR.Muslimjuz 4 hal 2290 no 2988)

Memahami hadits ini kita disuruh hati-hati untuk berbicara, karena sepatah kata yang tidak kita perhatikan bisa menjerumuskan kedalam api neraka.

Jelas buat kita dengan adanya ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulallah saw. di atas, kita bisa bandingkan sendiri bagaimana tercelanya orang yang suka menuduh sesat, kafir, syirik terhadap sesama musliminnya yang senang melakukan amalan-amalan kebaikan (diantaranya dzikir bersama, tahlilan, memperingati hari lahir Nabi saw. dan sebagainya) disebabkan mereka tidak sefaham atau sependapat dengan orang ini. Begitu juga orang yang mencela, mensesatkan satu madzhab karena tidak sepaham dengan madzhabnya. Sebab tuduhan ini sangat berbahaya. Nabi saw. menyuruh agar kita harus berhati-hati dan tidak sembarangan untuk berbicara, yang mana ucapan itu bisa mengantarkan kita ke neraka. Malah perintah Allah swt. (dalam surat Toha ayat 43-44) kepada Nabi Musa dan Harun -‘alaihimassalam- agar mereka pergi keraja Fir’aun yang sudah jelas kafir dan melampaui batas untuk mengucapkan kata-kata yang lunak/halus terhadapnya, barangkali dia (Fir’aun) bisa sadar/ingat kembali dan takut pada Allah swt. Untuk orang kafir (Fir’aun) saja harus berkata halus apalagi sesama muslim.

kami mencoba menjawab seputar masalah yang menjadi polemik dikalangan ummat islam seperti Bid’ah (masalah baru), Tawassul, Tabarruk dan sebagainya yang dikutip dan dikumpulkan dari bagian-bagian yang penting saja dari keterangan dan tulisan para ulama. Semoga Tulisan ini menjadikan kita memahami dan tidak ikut mensesatkan atau mengkafirkan kaum muslimin yang menghadiri majlis majlis dzikir atau mengikuti madzhab yang lain dari madzhabnya sehingga mewujudkan kesatuan dan persatuan antar umat Islam yang sudah terpecah belah. Insya Allah semuanya ini bisa membuka hati kita untuk menyelidiki kebenaran dan hanya kepada Allah swt. kita memohon agar manfaat tulisan ini bisa tersebar dan dicatat oleh- Nya sebagai amalan yang ikhlas untuk yang Maha Mulia, menjadi penyebab keridhaan-Nya serta mendekatkan kita kepada-Nya.

Selasa, Januari 04, 2011

Surat Terbuka Kepada Geert Wilders Dari Seorang Pendeta Kristen Di Inggris



Salam Mr Wilders,


Orang bilang kita hanya membawa kuda ke tempat air, tapi tidak untuk menyuruhnya minum. Tetapi manusia bukan kuda. Tidak seperti binatang, manusia selalu punya alasan. Saya menawarkan sedikit keterangan ini dengan harapan samar-samar bahwa Anda adalah orang yang mempertimbangkan sedikit alasan.

Ini tentang pidato terakhir Anda di hadapan Aliansi Patriot di New York. Anda mengggambarkan 'Islamisasi Eropa'. Anda menjelaskan beberapa kota Eropa dengan lingkungan Muslim dengan begitu hal seram. Menurut Anda, itu adalah dunia di mana perempuan berjalan-jalan dengan tenda-tenda tanpa sosok... suami mereka, menurut Anda sebagai tuan dari budaknya, jika Anda suka, berjalan tiga langkah di depan perempuan-perempuan itu.

Mr Wilders, saya tinggal di salah satu daerah di London Barat. Saya sering mengunjungi Whitechapel dan Edgware Road, bagian dari London yang berwarna-warni, dan saya belum pernah sekalipun melihat seorang wanita Muslim berjalan di belakang suaminya. Sebaliknya, para ibu berjalan-jalan di samping para lelaki mereka dengan bangga bermartabat. Tidak ada perilaku istri-istri menunjukkan sebagai peran bawahan, jadi enyahlah perbudakan dari Islam.

Gadis-gadis Muslim bahkan selalu penuh semangat memakai segala macam peralatan. Benar, mereka tidak mungkin berperilaku permisif; perempuan dibebaskan tapi bukan memamerkan daging mereka, tidak memeluk dan mencium mitra di depan umum, tidak ada yang seperti itu. Saya bahkan berani menebak sebagian besar dari mereka tidak tidur dengan anak laki-laki sebelum menikah. Tapi mengapa hal itu jadi buruk? Itu adalah kesucian, kerendahan hati dan menahan diri. Adat istiadat Kristen dari peradaban Barat yang Anda klaim digunakan untuk hal-hal seperti itu, bukan?

'25 Persen dari populasi Eropa akan menjadi Muslim hanya 12 tahun dari sekarang'. Orang bilan itu bohong, statistik palsu. Tetapi jika Anda ingin orang Eropa asli masih tetap dengan jumlah besar, bagaimana mendorong mereka untuk memiliki anak lagi? Bagaimana mendesak mereka untuk tidak menggunakan alat kontrasepsi atau pil? Bagaimana menghentikan aborsi? Bagaimana meningkatkan nilai-nilai keluarga? Berhentilah menghina Islam.

'Ribuan masjid di seluruh Eropa. Dengan jemaah yang lebih besar daripada gereja-gereja', begitu yang Anda perhatikan. Yah, salah siapa itu? Apakah mungkin seorang Muslim akan berdiri di pintu gereja? Seharusnya Anda bilang kepada orang Kristen. "Lihatlah orang Muslim, mereka beribadah secara teratur. Bagaimana mereka melakukan perayaan agama mereka. Anda harus melakukan hal yang sama. " Tepat. Maraknya masjid di seluruh Eropa harus berfungsi sebagai stimulus bagi orang Kristen. Sebuah jendela peluang. Sebagai pengingat untuk kembali ke sesuatu yang penting buat mereka, yang memberi akar kehidupan; menyembah Tuhan esa yang sejati. Mengapa menyalahkan Muslim yang saleh untuk kesalahan orang Kristen yang ibadahnya hangat-hangat tai kuku dan atau karena jumlahnya yang semakin susut, eh?

'Di Amsterdam gay selalu dipukuli oleh orang Muslim.' Mengerikan, jika hal itu benar. Lucunya, saya ingat kata-kata Pym Fortuyn, politikus sayap kanan gay yang dibunuh oleh seorang fanatik. "Aku tidak punya masalah apapun dengan orang Maroko. Saya pernah tidur dengan begitu banyak dari mereka. " Andre Gide William Burroughs berkata, "Dunia Arab telah menjadi salah satu tujuan artistik dan menyenangkan bagi gay." Homofobia bukan sebuah endemik hanya di antara orang Arab saja.

'Sejarah Holocaust tidak bisa lagi diajarkan karena sensitivitas Muslim." Aneh sekali. Pertama, anak baptis saya telah pergi ke Auschwitz, sebagai bagian studi tur sekolah. Kurikulum sekolah di Inggris pada kenyataannya menyertakan proyek-proyek tentang Perang Dunia II dan penganiayaan orang-orang Yahudi dan orang lain. London Imperial War Museum memiliki bagian bencana perang tersendiri. Saluran TV menyuguhi pemirsa dengan film dengan dosis besar tentang program perang dan kejahatan Jerman. Jika ada orang harus mengeluh tentang keadaan ini, ya harusnya Jerman. Ini bahan bakar Germanofobia, atau Inggris yang masokis.

Bernard Wasserstein menulis 'Israel & Palestina' dan menegaskan beberapa poin. Wasserstein menunjukkan bagaimana fantasi Anda bahwa Israel merupakan pos heroik Barat bahwa Jihad itu omong kosong. Memang, saat ini kebutuhan masyarakat Israel akan imigran sudah sebanyak Eropa itu sendiri. Dan itu bukanlah imigran Yahudi. Meskipun begitu menakjubkannya Anda menyebutkan anti-Semitisme di Prancis (yang dipimpin oleh seorang Presiden Yahudi!), Yahudi di seluruh dunia senang di mana mereka berada sekarang ini, dan mereka tidak ingin migrasi ke Israel, atau haruskah saya katakan 'Isra-hell, seperti teman Israel saya, Ronen suatu kali menulis?

Baik, Anda tidak suka Muslim. Namun mereka tidak akan pergi. Kasus Anda adalah analog seseorang yang mempunyai taman namun dipenuhi dengan kepik. Mereka di mana-mana. Dia tidak menyukai kepik-kepik itu. Dia mencoba beberapa metode untuk menyingkirkan mereka. Semprotan, insektisida, ini dan itu. Tidak ada yang berhasil.

Kepik-kepik terus berada di dekat taman dan di taman. Orang itu semakin terobsesi dengan kepik-kepik itu, kemudian jadi paranoid, dan hasad. Akhirnya, ia mengirim e-mail ke seorang temannya yang sudah tua yang bijak, seorang tukang kebun yang berpengalaman: "Apa yang harus saya lakukan untuk membasmi kepik-kepik terkutuk itu?"

Jawabannya adalah: "Saya sarankan agar Anda belajar mencintai mereka."

Revd Gelli Frank Julian

(sa/aussiemuslim)www.eramuslim.com

Sabtu, Agustus 28, 2010

Agenda Sinting Peringatan 11 September dan Hipokritnya Barat

Oleh : Harits Abu ulya (Ketua Lajnah Siyasiyah DPP-HTI)

Babak demi babak dunia terbuka matanya, terhadap kebesaran Islam dan kaum muslimin. Berhadapan dengan sikap hipokritnya barat dengan demok
rasinya yang makin terjun kedasar jurang irrasionalitas dalam berfikir dan bersikap. Isu yang paling panas menggelinding tanpa terbendung saat ini; polah tingkah rencana sekelompok kaum salibis (nasrani) yang di motori oleh pendeta Terry Jones, 58 tahun, pemimpin Gereja D
ove World Outreacch Center di Gainesville, Florida, AS. Dengan lantang dia menyerukan ke
suluruh gereja didunia; “Pada 11 September 2010, pukul 06.00-09.00,kita akan membakar al Qur’an untuk mengenang korban 11 September dan untuk berdiri melawan kejaha
tan Islam. Islam itu dari setan!”.(http://loganswarning.com/2010/07/13/us-church-starts-international-burn-a-koran-day/)

Sebuah gagasan yang terinspirasi dari laman Facebook dengan titel “Everybody Drow Muhammad Day”, bahkan dikabarkan pendeta Terry sudah membuat video untuk dijadikan guide pembakaran Al Qur’an.

Dunia Islam tidak hanya kali ini dihadapkan kepada upaya atau tindakan pelecehan dan pelanggaran hak-hak mereka sebagai muslim. 1,3 miliar muslim lebih dimuka bumi ini, kerap menyaksikan sikap durjana yang menjadi nilai inheren dari imperialisme yang diemban oleh AS dan sekutunya. Darah mereka tumpah di Iraq, di Afghanistan, di Palestina, di Yaman dan lainya, infrastruktur mereka hancur porak poranda dan menyisakan puing-puing dan derita. Sekedar mengingatkan; pelecehan, penghinaan, dan pelanggaran serius terhadap hak-hak asasi manusia sebagai muslim tidak hanya dalam bentuk pelecehan al Qur’an yang dilakukan serdadu AS di penjara Guantanamo-Cuba atau kartun Nabi dari Denmark, atau seperti yang akan dilakukan oleh pendeta Terry (11 September 2010).

Tapi apapun faktanya, kali ini perlu kita uji logika-logika yang dibangun oleh pendeta Terry begitu pula orang-orang yang mengiyakan gagasan sinting ini. Perlu kita ajukan beberapa pertanyaan; apa hubungan peristiwa 11 september 2001 dengan Al Qur’an? Kenapa al Qur’an harus menjadi subyek yang bertanggung jawab dari tragedi kemanusiaan? Dan bagaimana sikap Barat dan penguasa negeri kaum muslimin seperti halnya Indonesia?

Logika dengkul Sang Pendeta

Wajar sekali kalau reaksi keras; kemarahan dan celaan muncul dari kalangan muslim. Di kalangan orang salibis sendiri melahirkan kecaman keras terhadap rencana tindakan pendeta Terry Jones. Sebagian besar melihat gagasan pendeta Terry dibangun diatas logika yang sangat prematur bahkan logika dengkul (irrasionalitas). Sebuah rencana yang lebih tepat dikatakan; kebencianlah yang menjadi dasar bangunan logikanya. Demikian mudahnya pendeta Jones menjustifikasi orang muslim yang menjadi pelaku dari tragedi 11/9. Dan orang muslim melakukan tindakan “terorisme” dalam tragedi 11/9 itu sumber inspirasinya adalah kitab Al Qur’an. Oleh karena itu, dalam logika pendeta Jones peringatan 11/9 adalah momentum tepat untuk menjelaskan kepada dunia bahwa Islam dan al Qur’anlah sumber dari segala bencana, karenanya perlu di lawan dan dikumandangkan tentang masalah ini.

Logika pendeta Jones sangat “sinting”, yang lebih tampak adalah kebencian didalam dada mereka terhadap Islam dan kaum muslimin, kalau mau jujur ini adalah potret yang mewakili sentimen mayoritas yang silent masyarakat Amerika terhadap Islam. Jika kembali menoleh kebelakang; tragedi 11/9/2001 dengan runtuhnya gedung kembar WTC, AS melakukan invansi ke Afghanistan dibawah spirit “kristus” seorang presiden paranoid George W Bush. Tentu dengan tuduhan; rezim yang berkuasa di Afghanistan adalah teroris dan berada dibalik runtuhnya WTC. Kemudian dilanjutkan oleh Bush ke Iraq dengan dalih kurang lebih sama; negara teroris yang berpotensi membahayakan dengan senjata kimia pemusnah massalnya. Hingga sampai detik ini, belum ada satupun alasan yang dipakai Bush kemudian bisa dipertanggung jawabkan di hadapan publik dunia. Dalam penyelidikan terbuka dan akuntable, tidak ada satu bukti bahwa tergedi runtuhnya WTC ada kaitanya dengan kelompok al Qoida, pemerintahan Afghanistan waktu itu dan demikian juga yang kedua pada kasus Iraq. Semua akal-akalan Bush untuk membenarkan tindakan terorisnya atas dunia Islam khususnya Afghanistan dan Iraq.

Tapi apa yang dilakukan Bush telah mampu menyihir masyarakat Amerika, dan mengendapkan sentimen serius dalam jiwa kaum kristiani mayoritas di AS. Tuduhan; Islam dengan kitab sucinya al Qur’an adalah sumber tindakan-tindakan “terorisme” yang mengancam peradaban barat Amerika.Sekalipun disisi lain, juga menjadikan sadar sebagian anggota masyarakat tentang kejahatan dan rekayasa pemerintahan Bush. Yang akhirnya berbondong-bondong memeluk Islam, cukup interest untuk mengenal Islam dan mengkonsulidasikan dalam ruang publik masyarakat Amerika. Maka tuduhan Pendeta Jones sangat mengada-ada, dan sangat berbahaya yang telah melampui semua logika dan kepekaan masyarakat dunia. Dari realitas “konspirasi” seorang pendeta Jones membuat kesimpulan yang sinting, menjadikan kitab suci menjadi tempat pertanggungjawaban atas kejahatan manusia. Sangat berbeda jauh jika dibandingkan dengan sikap umat Islam, dalam rentang waktu yang tidak sebentar menghadapi sikon penuh pelanggaran terhadap harkat dan martabat mereka sebagai muslim yang dilakukan secara masif oleh negara imperialis AS dan sekutunya.Tapi orang-orang muslim belum pernah merespon tindakan brutal AS dengan semboyan perang “crusader” (perang salib) seperti yang dilontarkan dari mulut ponggahnya G.W.Bush (Presiden AS sebelum Obama) dalam bentuk tindakan seperti rencana pendata Terry Jones, belum terdengar kabar dan adanya bukti gerakan pembakaran Injil oleh masyarakat Islam dimanapun mereka berada.

Bagaimana sikap masyarakat Barat?

Beberapa pendeta Kristen menolak ide gila dari pendeta Jones, demikian pula DK PBB mengecam karena hal tersebut dianggap pelanggaran hak dan bukan kebebasan berekspresi. Tapi itu tidak menyurutkan langkat Jones, seperti halnya tulisan yang sangat kasar selalu terpampang didepan gereja Dove World Outreach Center :”Islam is of the devil (Islam adalah dari iblis)”, dimana Jones menjadi pendeta di gereja tersebut.

Dan sikap sinting Jones makin mendapat angin, dengan adanya rencana pembangunan Rumah Cordoba atau Park 51 (yang akan menjadi pusat kegiatan Islam) termasuk rencana pembangunan masjid, ditanah luas yang berjarak dua blok kearah utara dari tempat yang disebut “ground zero”. Dewan kota New York sudah menyetujui dan walikotanya Michail Blommberg mendukung.Tapi akhirnya tertunda karena terjadi tarik ulur kepentingan para politisi baik dari kubu Demokrat begitu juga kubu Republik. Sekalipun pembangunan itu sesuai dengan amandemen Pertama Konstitusi Amerika, yaitu soal kebebasan beragama, namun sentimen mayoritas masyarakat New York dan di representasikan oleh para politisinya menunjukkan paradoks demokrasi yang dianut oleh AS. Sejak awal propaganda media barat menjadikan salah paham, karena sesungguhnya komunitas muslim tidak membangun masjid dan semisalnya di ”ground zero”, tapi di tanah luas yang jaraknya dua blok dari “ground Zero” jarak yang lumayan jauh. Dengan berpikir obyektif, dalam ruang demokrasi tidak ada pelanggaran atas hak-hak orang kritiani oleh orang muslim. Kemudian bagaimana itu juga bisa dijadikan alasan pembenaran sekolompok orang kristen dibawah pendeta Terry Jones hendak melakukan pelanggaran serius terhadap harkat martabat orang muslim sedunia?.

Jika Obama konsisten dengan pernyataannya di Taman Balai Kota Columbus Ohio: ”Mereka punya hak yang sama melaksanakan kewajiban keyakinan mereka” dalam kesempatan berbeda ketika berbuka bersama dengan pemuka muslim di New York; ”mereka punya hak seperti warga negara lain, dengan keyakinan yang lain”. Sebuah bentuk dukungan Obama terhadap komunitas muslim, sekalipun kemudian di ralat oleh juru bicara gedung putih (Robert Gibbs); ”presiden tidak mengurus soal kebijakan tingkat lokal (New york)”,(washington Post). Dan akhirnya juga melahirkan kecaman dari kubu Republik di Senat dan Konggres, dalam pandangan mereka persoalnya bukan masalah keyakinan tapi masalah keamanan.Dan hingga saat ini juga tidak ada suara atau kritik resmi dari Vatikan (Paus). Sekali lagi disana kita dapatkan sebuah tuduhan yang sangat stereotif terhadap Islam. Komunitas Islam menjadi ancaman bagi Amerika dan masa depannya. Dan seorang Obama akhirnya tidak mudah untuk menghentikan segala bentuk provokasi anti-Islam yang berkembang di masyarakat Amerika termasuk rencana pendeta Terry Jones.

Ruang demokrasi, menampilkan sikap hipokrit barat terhadap dunia Islam. Dan dengan dalih kebebasan umat Islam berulang kali mendulang penghinaan oleh komunitas barat kafir. Dan sangat niscaya rencana Terry Jones terjadi, mengingat selama ini pelaku-pelaku penghinaan terhadap komunitas muslim juga aman-aman saja bahkan dilindungi oleh negara-negara barat dengan alasan kebebasan ekspresi dan demokrasi.

Implikasi lokal dan Peran penguasa Indonesia?

Semua membayangkan dan menduga, jika pembakaran al Qur’an ini terjadi maka ini akan menjadi krisis serius di dunia Islam, perang antar agama dan semisalnya. Atau ada dugaan sebaliknya, tidak memberikan efek apa-apa kecuali riak-riak kecil dalam bentuk demo yang berisi cacian dan makian.Tapi itu semua sporadis dan tentatif berlangsung hanya dalam beberapa waktu saja, akan hilang seiring dengan belitan problem-problem berikutnya yang antri untuk menghantam umat Islam.Mulai dari soal ekonomi, hingga krisis politik. Atau umat Islam khususnya di Indonesia sebagian besar akan membisu dan memaklumi, dengan bersikap sangat “toleran” (efuisme lemahnya iman) dan dianggap elegan kalau tidak terpancing atau merespon dengan tindakan-tindakan kekerasan dan balas dendam kepada komunitas kristen di Indonesia.

Langsung atau tidak, komunitas non-muslim di Indonesia merasa kawatir, was-was, dan cemas. Tidak bisa menerka lebih jauh apa yang akan dihadapi jika peringatan 11/9 di AS itu betul-betul dalam bentuk pelecehan dan penistaan terhadap al Qur’an (dengan membakarnya). Dalam konteks psikologi seperti ini, wajar kalau kemudian pihak gereja dan aktifisnya, begitu pula kelompok yang mengatas namakan gerakan pluralisme roadshow keberbagai pihak yang dianggap bisa mereduksi langkah-langkah destruktif dan unpredictible dari komunitas muslim di Indonesia.

Karena cemas dan kawatir yang menjadi dasar sesungguhnya dari pendekatan yang dilakukan oleh non-muslim, dengan berbagai strategi dan menggunakan berbagai komunitas dan elemen untuk menyumbat resiko tak terkendali nantinya. Misal; dengan sumbangan al Qur’an dari gereja, atau dialog lintas agama. Atau himbauan dan bahkan turut mengecam tindakan pendeta sinting Terry Jones. Ini semua lipstik untuk mendulang empati dan mengkebiri kesadaran umat Islam atas tiap jengkal pelecehan dan penghinaan atas diri mereka.

Satu sisi yang tidak berbeda dalam konteks ini, pemerintah terbiasa dengan strateginya akibat mandul politik luar negerinya. Tidak berusaha keras untuk menekan pemerintahan AS di bawah Obama yang sudah gembar-gembor cukup respek terhadap dunia Islam. Agar menghentikan kebebasan berekspresi yang diluar batas akal dan nurani manusia dari sekolompok orang kristinai dibawah kendali pendeta Terry Jones. Tapi sebaliknya, pemerintah dengan gerakan moderatisasinya berusaha membungkam reaksi umat Islam. Di tanamkan sikap toleran, moderat, dan menganggap semua itu bukan perkara serius yang perlu ditanggapi. Bahkan umat yang baik itu berdiam diri atas tindakan penghinaan diluar batas itu. Disini sering kita melihat sikap aneh penguasa negeri Islam terasuk Indonesia. Kenapa tidak mengamputasi sumber penyakit? Tapi sebaliknya memaksa dengan halus kepada umat Islam untuk menerima dan menganggap biasa terhadap penyakit tersebut. Wajar kalau kemudian umat ini kehilangan haibahnya (wibawa dan kehormatanya), dibawah kendali pemimpin yang tidak mengerti bagaimana berkhikmat untuk agamanya. Bisa jadi “ka’bah kiblat umat Islam itu di bombardir” penguasa juga akan diam seribu bahasa, dan akan lebih sibuk membungkan reaksi umat Islam dibandingkan dia menghukum orang yang telah menghinakan umat Islam.

Presiden Susilo BY, pernah mengatakan “AS is my second country”, barangkali pada kasus ini tidak terlalu “bebal” dan menunggu berfikir “matang-matang” untuk merespon isu dan peka terhadap aspirasi umat Islam di Indonesia. Dan SBY bisa meminta kepada Obama sebagai presiden dari negara keduanya SBY agar menghentikan ide sinting pendeta Terry Jones dalam peringatan 11/9. Jika terlambat, maka “militansi” akan tersulut demikian mudahnya, seperti tumpahan minyak ditengah terik matahari begitu peka terhadap pemantik api. Jangan sampai semua terlambat, dan para “pemadam kebakaran” yang dengan baju “moderat” dan “pluralisnya” sia-sia dengan apa yang mereka lakukan. Karena realitas sosial umat Islam; ada sebagian yang tidak solat dan lainya tapi akan bertaruh nyawa jika kehinaan (seperti rencana pembakaran al Qur’an) ini terjadi. Jangan sampai presiden SBY di cap tukang ngibul membual dengan retorika yang ambigu, seperti yang ditunjukkan dalam peringatan Nuzulul Qur’an di Istana Negara 26/8/2010: ”setiap individu dinegeri ini memiliki kemerdekaan beragama dan beribadah.Karena itu tidak boleh ada satupun yang memaksakan kehendak, apalagi dengan kekerasan..”. Apa itu artinya komunitas seperti Ahmadiyah dan semisalnya yang jelas-jelas menghina umat Islam itu juga dibiarkan dan harus bebas? Atau bahkan dianggap bagian dari keberagaman dan indahnya demokrasi? atau pelecehan dalam bentuk lainya baik di dalam negeri atau oleh orang non-muslim diluar negeri itu juga termasuk dinamika demokrasi dengan kebebasan berpendapatnya?

Ingatlah warning al Qur’an!

Sikap dasar yang dimiliki umat Islam dalam memandang hubungan dengan orang non-muslim sangat jelas.Standar kebenaran untuk bersikap tertuang dalam al Qur’an;

`s9ur 4ÓyÌö s? y7Ytã ß qåku ø9$# wur 3 t »|Á¨Y9$# 4Ó®Lym yìÎ6®Ks? öNåktJ¯=ÏB 3 ö@è% cÎ) y èd «!$# uqèd 3 y çlù;$# 3 ÈûÈõs9ur |M÷èt7¨?$# Nèduä!#uq÷dr& y ÷èt/ Ï%©!$# x8uä!%y` z`ÏB ÉOù=Ïèø9$# $tB y7s9 z`ÏB «!$# `ÏB

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.(QS. Al Baqarah: 120)

Begitu juga dipertegas lagi tentang posisi mereka dan hakikat sikap mereka:

$pk r'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä w (#rä Ï Gs? ZptR$sÜÎ/ `ÏiB öNä3ÏRrß w öNä3tRqä9ù't Zw$t6yz (#r ur $tB ÷L êÏYtã ô s% ÏNy t/ âä!$ Òøót7ø9$# ô`ÏB öNÎgÏdºuqøùr& $tBur Ïÿ÷ è? öNèdâ rß ß¹ ç t9ø.r& 4 ô s% $¨Y¨ t/ ãNä3s9 ÏM»t Fy$# ( bÎ) ÷LäêZä. tbqè=É)÷ès? ÇÊÊÑÈ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya”(QS.Al Imran:118)

Hari ini umat Islam terus menerus menemukan relevansi kebenaran dari ayat-ayat diatas dalam ruang demokrasi yang menghegemoni hampir seluruh negeri kaum muslimin.

Umat Islam mendapat penghinaan nyaris tanpa perlawanan, karena sikap hipokrit (munafik) Barat. Dan suatu ketika, siapa yang akan disalahkan jika bendungan kesabaran umat ini sudah di titik kulminasinya…Bisa jadi umat bisu seperti yang dikehendaki oleh orang kafir dan munafikin, atau sebaliknya akan bangkit dalam berbagai rupa, ini semua niscaya.Dan inilah buah simalakama demokrasi!.Wallahu a’lam bisshowab

Sumber : eramuslim.com